CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

tata's photos

Rabu, 17 Desember 2008

Cintailah apa adanya

tata

Suami saya adalah seorang akuntan. Saya mencintai sifatnya yang alami dan saya menyukai perasaan hangat yang muncul di hati saya ketika bersandar di dadanya yang bidang. Dan saya sendiri adalah seorang sarjana muda yang bergelut dalam dunia pendidikan.

2 tahun masa perkenalan dan 3 tahun dalam pernikahan, harus saya akui, bahwa saya mulai merasa lelah, alasan2 saya mencintainya dulu telah berubah menjadi sesuatu yang menjemukan.Yah...cinta itu menguap secepat hilangnya mentari di waktu dhuha secepat hilangnya sebab.

Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar2 sensitif serta berperasaan halus. Saya merindukan saat2 romantis seperti anak yang menginginkan permen. Tetapi semua itu tak pernah saya dapatkan. suami saya jauh berbeda dari yang saya harapkan. Rasa sensitifnya kurang dan ketidakmampuannya menciptakan suasana yang romantis dalampernikahan kami telah mementahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, bahwa saya mengingnkan perceraian. "Mengapa?" Dia bertanya dengan terkejut. " saya lelah, mas tidak pernah bisa memberikan cinta yang saya inginkan". Dia terdiam dan termenung sepanjang malam di depan laptopnya, tampak seolah-olah sedang mengerjakan sesuatu, padahal tidak. Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat mengekspresikan perasaannya. Apalagi yang bisa saya harapkan darinya?
Dan akhirnya dia bertanya, " Apa yang dapat saya lakukan untuk merubah pikiranmu?"

Saya menatap matanya dalam2 dan menjawab dengan pelan, " Saya punya pertanyaan, jika mas dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah keputusan saya: seandainya saya menyukai setangkai bunga indah yang ada di tepi jurang dan kita berdua tahu jika mas memanjat tebing itu mas akan terjatuh dan meninggal. Apakah mas akan melakukannya untuk saya?" Dia termenung lalu berkata, saya akan memberi jawabannya besok".

Hati saya gundah mendengar responnya. Keesokan paginya dia tidak ada di rumah dan saya menemukan selembar kertas dengan oret2an tanganya di bawah sebuah gelas yang berisi susu hangat dan bertuliskan....

"sayang.. saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu tapi izinkan saya menjelaskan alasannya".
Kalimat pertama telah menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan membaca,
"Kamu bisa mengetik di laptopmu dan mengacaukan programnya lalu menangis di depan monitor karena pekerjaanmu berantakan, maka saya harus memberikan jari2 saya agar bisa membantumu dan memperbaiki programnya".
" Kamu selali lipa membawa kunci rumah ketika keluar dan lupa membawa buku2 untuk kegiatanmu dan saya harus memberikan kaki saya untuk membukakan pintu dan mengantar buku2mu".
Kamu selalu pegal2 di saat 'teman baikmu' datang setiap bulannya maka saya harus memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal2".
" Kamu senang di rumah dan saya khawatir kamu akan menjadi 'aneh' maka saya harus membelikan sesuatu dan meminjamkan lidah saya untuk menceritaka hal2 lucu yang saya alami di luar".
" Kamu selalu menatap laptopmu, membaca, menulis dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu maka saya harus menjaga mata saya agar bisa menolongmu mencabuti ubanmu, memotong kukumu di hari tua nanti".
" Tapi sayangku.. saya tidak akan mengambil bunga itu untuk mati. Karena saya tidak sanggup melihat air matamu mengalir menangisi kematianku".
" Tanganku akan membimbingmu menelusuri dunia, menikmati matahari, bulan dan bintang dan pelangi yang indah seperti cantiknya wajahmu".
" Sayangku... saya tahu, ada banyak orang yang bisa mencintaimu lebih dari saya mencintaimu, untuk itu sayangku.. jika semua yang telah diberikan tanganku, kakiku, mataku tidak cukup bagimu, aku tidak bisa menahan dirimu mencari tangan, kaki, dan mata lain yang dapat membahagiakanmu".

"Air mata saya jatuh di atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusaha membacanya".
" Dan sekarang sayangku.. kamu telah selesai membaca jawaban saya. Jika kamu puas dengan jawaban ini dan tetap menginginkan aku untuk tinggal di rumah ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang sedang berdiri di sana menunggu jawabanmu".
"jika kamu tidak puas sayangku... maka biarkan aku masuk untuk membereskan barang2ku dan aku tidak akan mempersulit hidupmu. Percayalah, bahagiaku bila kamu bahagia".

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnya berdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambil tangannya memegang susu dan roti kesukaanku.
Oh... kini saya tau, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintaiku. Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsu-angsur hilang dari hati kita karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telah hadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Sering kali yang kita butuhkan adalah memahami wujud cinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.

0 komentar:

followers